Senin, 07 Desember 2009

Desa Bone-Bone | Desa yang Bebas Asap Rokok

DESA Bonebone, Kecamatan Baraka, di Kabupaten Enrekang (Sulsel) sudah layak masuk MURI, bahkan patut masuk museum Rekor Dunia. Betapa tidak. Mungkin inilah desa pertama di dunia yang menyatakan diri sebagai kawasan bebas rokok. Padahal desa yang terletak di lereng Gunung Latimojong pada ketinggian 1300 – 1500 meter dari permukaan laut tersebut tentulah daerah dingin. Biasanya orang merokok untuk mengatasi udara dingin itu.

Menurut Kepala Desa, Muhammad Idris, 44, larangan merokok itu kesepakatan warga desa sejak 2001. Meski 100 persen tidak ‘diundangkan’ secara tertulis, tetapi aturan itu sudah jadi baku dengan sendirinya, karena sejak awal merupakan norma.

Para warga merasakan betapa buruknya kebiasaan merokok itu. Seorang pemuka desa, Burhan Paga, 53, menimpali : “Kala itu anak saya yang masih kelas satu SD mencuri uang ibunya untuk membeli rokok.” .

Tokoh masyarakat lainnya, Firdaus, 51, mengisahkan, belasan tahun lampau, murid laki-laki banyak yang bodoh di kelas, dan tidak ada yang ranking. Tapi, kini prestasi dan prestige telah kembali direbut kaum Adam, sehingga anak laki-laki dari Bonebone sudah mampu bersaing dengan anak wanita di desanya, bahkan juga antar desa se-Kabupaten Enrekang.

Larangan merokok di desa tersebut bukan cuma berlaku untuk warga desa. Orang luar yang masuk desa, tidak boleh mengepulkan asap rokok di Bonebone. Menteri Kesehatan dan Bupati Enrekang ketika masuk desa ini, menghormati aturan desa, dan mereka tidak merokok. “Maaf kepada para perokok dan terutama para produsen rokok, setelah kami kaji, rokok ini tidak ada gunanya. Aku punya otoritas mengatakan itu. Sebab, sejak usia SD saya sudah merokok dan berhenti setelah saya menyelesaikan studi S-1 pada 1990.” Demikian Idris.

3 komentar:

 

Komentar Sahabat